Enjoy Holidays ( Dayawisata ) 7 Days Taiwan Alishan Tour. 03 - 09 Maret 2017

Dwidaya / Dayawisata /Enjoy Holidays 
7 Hari Keliling Taiwan
( Taroko, Kaohsiung, Alishan, Sun Moon Lake, Bullet Train dan Kereta Api )
Tanggal 03 s/d 09 Maret 2017


Menurut Informasi yang saya terima, katanya grup ini terbentuk agak sedikit mendadak, oleh sebab itu pihak Travel mengalami sedikit  kesulitan dalam arranging akomodasi, terutama mencari hotel di gunung Alishan.
Saat pihak Travel meminta saya membawa grup ini, pihak travel agensi sudah memberitahukan bahwa  "Perjalanan Utama" grup ini adalah untuk meilhat "Sunrise" di Alishan,
Sunrise di Alishan memang sudah terkenal sejak dulu. Bahkan ada yang mengatakan bahwa pemandangan sunrise di Alishan jauh lebih indah dari pada sunrise Gunung Fuji ( Fujiyama ) di Jepang. Saya sendiri tidak pernah ke Jepang meilhat sendiri sunrise disana, jadi saya enggak komentar mana yang lebih indah dilihat.

Untuk bisa meilhat sunrise di Gunung Alishan, boleh dibilang harus nasib-nasiban. Karena, kalau hari hujan; berkabut; mendung, sudah bisa dipastikan perjalanan menihat sunrise akan gagal total. Jadi untuk bisa melhat sunrise di Alishan, cuaca benar-benar harus bagus.
Faktor lain yang juga mempengaruhi seseorang untuk bisa melihat sunrise adalah faktor tahan dingin dan kemampuan untuk bangun pagi buta. Peminat sunrise harus bangun sekitar jam 03:00 ~ 04:00 subuh, dan suhu udara Alishan di subuh hari tidak pernah lebih dari 10°C, bahkan bisa sampai 0°C kalau sedang hujan.
Ada satu lagi hal yang unik mengatur perjalanan melihat sunrise di Alishan, yaitu harus mencari tahu dulu jam berapa matahari akan terbit besok, karena setiap hari matahari akan terbit pada jam yang berbeda. Bagaimanakah cara mengetahuinya? Bisa tanya ke hotel atau lihat pengumuman resmi dari Alishan Railway Admission atau tanya langsung ke penginapan.
Alishan Railway Admission akan mengumumkan besok matahari terbit jam berapa setiap hari pada jam 16:00 sore kurang lebih. Pengumuman akan ditempel di stasiun kereta api, gerbang masuk, visitor center dan di situs Alishan.
Kereta api yang membawa penumpang ke Puncak Gunung Zhushan, tempat untuk melihat sunrise, berkapasitas membawa penumpang 700 orang pada hari biasa dan 1000 orang pada hari libur. Bagi wisatawan yang ingin naik kereta api untuk melihat sunrise, dianjurkan untuk memesan terdahulu atau membeli tiket kereta api terdahulu, tiket bisa di beli antara jam 13:00 s/d 16:00 sehari sebelumnya.
Berhubung setahun empat musim matahari akan terbit pada jam yang berbeda-beda, oleh sebab itu jam keberangkatan kereta api menuju tempat melihat sunrise juga tidak sama. Pihak Alishan Railway Admission akan menyesuaikan kembali jam dan kapasitas penumpang sesuai keadaan lapangan setiap harinya. Waktu tempuh memakai kereta api dari Stasiun Alishan / Stasiun Zhaoping ke Stasiun Zhushan adalah sekitar 25 menit.
Di musim panas, kereta api berangkat sekitar jam 04:00 subuh, berarti  kita harus morning call pada jam 02:30 ~ 03:00 untuk bersiap-siap. Musim dingin kereta api berangkat sekitar jam 06:00 pagi, sehingga morning call harus diset jam 04:30~05:00 pagi, jam-jam yang paling nyenyak tidur....zzzzzzzzzzzzzzzzz!
Untuk mengecek jam keberangkatan kereta api bisa dicek disini

Foto-foto matahari terbit
Catatan harian perjalanan dari tanggal 03 Maret hingga 09 Maret adalag sebagai berikut :

Day One, Jumat 03 Maret 2017. Penjemputan.

Jadwal kedatangan adalah jam 20:55  memakai China Airlines dengan nomor penerbangan CI-762 dari Jakarta CGK ke Taoyuan International Airport (TPE). Namun pesawat sudah mendarat pada jam 20:46 di terminal satu, lebih cepat dari jadwal kedatangan.


Sekitar jam 21:37 tamu sudah keluar dan hal yang pertama yang dilakukan adalah mencari kartu telpon internet.Kurang lebih jam 21:50 tamu sudah naik mobil. Sampai di Forte Orange Hotel Linsen sekitar jam 22:30. Meskipun sudah malam, sebagian tamu masih keluar untuk cari makan di McD yang berada disamping hotel.


Day Two, Sabtu 04 Maret 2017 Taipei-Hualian

Perjalanan hari ini lumayan jauh, pagi hari adalah acara keliling kota Taipei, sore sudah ke Yehliu di New Taipei City dan malam sudah berada di Hualian yang jaraknya sekitar 180km dari kota Taipei. Namun untunglah separuh dari perjalanan ini kami temouh dengan naik kereta api Tze-Chiang ke Hualian.

Perjalanannya seperti dibawah ini :

Hampir tepat jam 08:00, andaikata kalau ada lewat juga hanya beberapa menit saja, mobil sudah berjalan menuju lokasi wisata pertama, yaitu Martyr's Shrine untuk photo stop pertama. Berhubung hari ini adalah hari Sabtu, jadi jalan-jalan dalam kota Taipei termasuk sepi, sehingga kami hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit sudah sampai di lokasi. Disini kami tentu saja turun semua untuk mengambil foto grup. Martyr's Shrine masih belum buka. Pintu pagar besi masih menutupi gerbang masuk. Ada beberapa penjaga keluar melihat kedatangan rombongan kami, mungkin mereka merasa aneh kok kami datang begitu awal. Sedangkan mereka jam 09:00 baru mulai bekerja.


Setelah selesai mengambil foto grup dan foto masing-masing, selfie masing-masing, masing-masing saling foto, terus kami meninggalkan tempat itu untuk menuju ke Chiang Kai-Sek Memorial Hall. Saat kami meninggalkan Martyr's Shrine, nampak para petugas mulai membuka danmemindahkan pintu pagar, tandanya mereka sudah bersiap-siap untuk bekerja.
Sampai di Chiang Kai-Sek Memorial Hall jam baru menunjukkan pukul 08:35. Karena tempat ini juga merupakan photo stop, jadi tidak membawa tamu masuk kedalam gedung. Tamu hanya diberi waktu 15 menit yaitu foto-foto hingga jam 08:50.  Berhubung waktu masih pagi dan cukup waktu, jadi saya tidak mengumpulkan tamu meskipun jam sudah menunjukkan pukul 08:50. Terkahir semua tamu kumpul ( setelah ada yang ke wc dll ) sekitar jam 09:00 dan mobil baru sampai sekitar jam 09:10. Perjalanan berikutnya adalah mengintari Istana Presiden tanpa turun buat foto dan dilanjutkan menuju ke Ximending Shopping Area.


Sampai di Ximeding, jam menunjukkan pukul 09:30, sebenarnya terlalu awal sampai disini. Toko-toko baru buka antara jam 10:00 hingga jam 11:00. Jadi sampai disini, rata-rata toko masih belum buka. Yang sudah buka adalah toko-toko yang menjual buah tangan. Kami terpaksa datang begini awal karena kalau tidak demikian bisa-bisa kami ketinggalan kereta api menuju ke Hualian.
Di Ximeding, tamu acara bebas hingga jam 10:30. Ada beberapa tamu pergunakan kesempatan ini untuk mencicipi sarapan pagi penjajak kaki lima disini, Ada juga mempergunakan kesempatan ini untuk membeli buah tangan berupa kue-kue yang berkelas rendah dan murah-murah. Setiap manusia memiliki standard tersendiri. Biasanya tamu-tamu membeli oleh-oleh kue dipasar malam adalah untuk diberikan kepada pegawai-pegawai tidak penting, kenalan-kenalan jauh dan untuk para pembantu di rumahnya. Biar bagaimanapun juga, ini adalah oleh-oleh dari luar negri, dari Taiwan Formosa.
Toko-toko di Ximending masih belum banyak yang buka

Setelah selesai beli oleh-oleh di Ximeding, perjalanan kami lanjutkan menuju ke Mall Taipei 101. Seperti biasa, tamu saya bawa naik eskalator hingga ke lantai 5 dan kemudian adalah acara bebas belanja hingga jam 11:50. 


Jam 11:58 semua tamu sudah kembali ke meeting point, dan mobil datang jemput pada pukul 12:00 lebih sedikit. 
Sebelum jam 12:30 sudah sampai di Restoran Yun-Tai untuk makan siang dengan menu  Thailand Food. Sekitar jam 13:30 tamu sudah selesai makan dan perjalanan dilanjutkan menuju ke Yehliu Geopark yang teletak di distrik Wanli, kota New Taipei City, berjarak sekitar 40km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.
Sampai di Yehliu Geopark, tamu ke toilet, sementara itu saya pergi beli tiket masuk. Meeting point untuk Yehliu adalah jam 15:20 langsung di mobil, dan sekitar jam 15:30 semua sudah naik mobil, perjalanan dilanjutkan langsung menuju ke stasiun Luodong, kabupaten Yi-Lan. Jarak antara Yehliu Geopark ke stasiun Luodong adalah sekitar 80km, waktu tempuh sekitar 90 menit kalau tidak macet. 



Karena tanggal 4 Maret 2017 adalah hari Sabtu, dan hari Sabtu biasanya akan terjadi macet di terowongan Hsue-Shan, oleh sebab itu saya dan supir memutuskan agar 15:30 mobil harus jalan untuk antisipasi menghadapi kemacetan. Namun semua diluar dugaan, ternyata jalan lancar sekali. Mungkin karena orang-orang baru saja melewati liburan 4 hari, jadi Sabtu ini masih capek dan mereka tidak keluar rumah jalan-jalan lagi.
Sekitar jam 14:45 mobil sudah sampai di stasiun Luodong, kereta berangkat jam 17:52, jadi kami memiliki waktu yang lumayan banyak untuk mengenal stasiun Luodong. Jam 17:30, semua tamu sdh kembali ke meeting point di stasiun, selanjutnya Tour Leader, Miss Grace, membagikan tiket kereta api dan kemudian kami masuk ke dalan stasiun menuju ke peron atau platform nomor 2 untuk menunggu kereta api.


Jam 17:50 kereta api bernomor 172 yang kami tunggu sudah tiba. Jam 17:52 kereta sudah bergerak meninggalkan stasiun Luodong menuju Hualian. Hualian adalah stasiun terakhir, jadi saya tidak perlu pusing-pusing untyuk mengingatkan tamu harus turun di stasiun ke berapa. Pokoknya sampai stasiun terkahir, tidak turun juga akan diusir turun. Dari stasiun Luodong ke Hualian sebenarnya akan berhenti di stasiun Su'ao Xin ( 18:01 ) dan Nan-ao ( 18:17 ), terakhir sampai di Hualian Jam 18:58.
Sampai di Hualian, mobil jemputan ( shuttle bus ) sudah menunggu. Kami pakai shuttle bus yang hanya membawa kami ke restoran Noble Steak Family, langganan saya kalau di Hualian.

Restoran Noble Steak Family

Kurang lebih jam 19:30 kami sampai di restoran. Menu makan malam ini adalah menu utama steak ayam; steak babi; steak sapi. Tamu pilih salah satu dari menu utama tersebut. Sedangkan makanan lainnya : salad, makanan yg sdh matang, buah, es krim, minuman dll semuanya boleh makan sepuasnya. Sekitar jam 20:20 semua sudah selesai makan, mobil kami yang berangkat dari Luodong pada pukul 20:25 tiba di depan restoran. Supir sudah merasa enggak enak kalau tamu harus nungguin dia makan, oleh sebab supir tidak makan dan langsung membawa kami menuju hotel. Untuk pertama kalinya saya berada di kota Hualian pada hari Sabtu tidak terjebak kedalam kemacetan. Di jalan pusat kota Hualian yang terkenal dengan nama "Hualian Cin San Ciao Shang Chuan( Pusat Belanja Segitiga Emas Hualian ) " juga terlihat agak sepi dan tidak macet sama sekali
Belum jam 21:00 kami sudah sampai di hotel Li Hsiuan Hualian.










Ximending di saat-saat sebelum jam 11 siang

Makan siang di Yuntai



Antri mau foto dengan batu kepala Ratu





nunggu kereta api
Hotel yang di Hualian


Day Three, Minggu 05 Maret 2017. Hualian - Taitong

Dari Hualian menuju ke Taitong membutuhkan waktu lebih dari 4 jam, oleg sebab itu hari ini masih seperti kemaren, jam 08:00 kami sudah memulai perjalanan wisata kami. Rencananya sampai ke F Hotel Taitong sekitar jam 18:00, karena mau rendam hotspring di F Hotel.

Sebelum jam 08:00 saya sudah mulai memasukan koper-koper tamu ke mobil. Jam 08:00 kami sudah berangkat menuju Taroko National Park. 
Sekitar Jam 08:40 kami sudah sampai di Gapura Taroko. Waktu kami sampai keadaan masih sepi. Batu yang menjadi landmark The Enterance of The Central Cross-Island Highway of Taroko National Park belu ada yang foto-foto disana. Oleh sebab itu para tamu dengan sangat amat santai berjalan menuju ke batu landmark tersebut. Enggak tahunya, tiba-tiba mobil wisata yang membawa turis dari RRC juga sudah sampai dan gerakan para turis RRC sangat cepat. Sebentar saja batu landmark sudah dikepung sama mereka untuk berfoto ria. Tamu-tamu saya terpaksa hanya bisa mengalah. Meskipun kami datang duluan, tapi kami kalah dalam kegesitan dan kecepatan, mau protespun tidak bisa. Kalau mau menunggu hingga mereka selesai foto baru kami foto grup disini, itu akan menjadi penantian yang terlalu lama. Oleh sebab itu, foto grup dialihkan ke depan pintu gerbang saja. 



Setelah selesai foto di pintu gerbang, turis dari RRC masih belum selesai foto-foto di batu landmark. Terpaksa dan hanya bisa sambil foto-foto disekitarnya sambil menunggu mereka selesai foto. Setelah mereka pergi, barulah tamu-tamu saya mulai berpose dengan batu landmark tersebut.


Setelah selesai foto di batu landmark, perjalan dilanjutkan menuju spot berikutnya, yaitu Swallow Grotto. Sebelum sampai di Swallow Grotto, demi keselamatan, kami meminjam helm proyek yang disediakan oleh pemerintah secara cuma-cuma, tidak perlu bayar uang sewa. Highlightnya Taroko George untuk saat ini adalah di Swallow Grotto atau disebut Yen Zi Kou Bu Dao ( Goa dan Jalan Setapak Burung Walet ).  Jalan satu arah, sebelah kanan adalah berupa lembah atau jurang yang indah dengan dingding batu marmernya. Lembah ini terjadi akibat pengikisan air sungai yang membelah batu marmer menjadi sungai dan naiknya permukaan bumi akibat proses tektonik. 


Setelah berjalan sekitar 600 meter, kami sampai pada satu-satu toko di daerah ini. Toko ini menjual makanan dan minuman serta sedikit barang suvenir. Dibawah toko ada toilet. Tempat ini sebenarnya adalah Taman Cin-Heng namanya. Taman dibangun untuk memperingati Chief Engineer pembagunan jalan yang meninggal. Mobil kamu parkir diatas jembatan tidak jauh dari taman. Setelah puas foto-foto, selesai setoran di WC, tamu kemudian bergerak menuju ke mobil. 
Perjalanan di Taroko diteruskan dengan memakai mobil, kira-kira berjalan sekitar 2.5 km meter di Jembatan Liu-Fang ( Liu Fang Chiao ) mobil mutar balik ( Sebenarnya tempat ini dilarang mutar balik, biasanya di sekat agar mobil wisata tidak bisa mutar balik ) . Untuk menuju Eternal Spring, mobil memang harus mutar balik, biasa mobil mutarnya di depan atau setelah lewat Nine Grotto ( Ciu Chii Tong ).


Sampai di Eternal Spring, waktu menunjukkan sekitar jam 10:00 lewat sedikit, masih sepi, tidak mobil wisata lain, oleh sebab itu tentu saja tidak ada polisi berjaga disitu. Mobil sebenarnya tidak boleh menunggu disini, disini hanya boleh menurunkan dan menaikkan penunpang saja. Setelah itu mobil harus pergi ke tempat parkir. Berhubung tidak ada polisi, maka supir menunggu di tempat pemebrhentian semetara ini. Tidak begitu lama, mobil wisata yang lain juga sdh mulai berdatangan, oleh sebab itu polisi juga sudah mulai datang untuk memberikan surat tilang. Untung saja sebagian besar tamu sudah naik ke mobil, hanya tinggal 2-3 orang saja yang masih sibuk selfie. Polisi melihat penumpang sudah mulai naik, dan tempat ini memang tempat pemberhentian sementara untuk menurunkan dan menjemput tamu, maka polisi tidak jadi membuka surat tilang.


Sekitar jam 10:35 kami meninggalkan Eternal Spring menuju Guanglong untuk makan siang, nonton Amy Dance dan Masuk Marble Factory. Berhubung waktu masih pagi untuk makan, maka tamu mempergunakan kesempatan untuk membeli oleh-oleh moci dulu. Sebelum jam 12:00 kami sudah mulai makan siang. Selesai makan siang, dilanjutkan dengan menonton Amy Dance yang berada disamping restoran. Pertunjukan dimulai pada jam 12:40. Sekitar jam 13:30 tamu sudah keluar semua. Kami semua naik ke mobil untuk menuju ke Marble Factory. Sebelumnya mobil mengeliling dulu pabrik proses pengolahan batu marmer. Di sekitar pabrik terdapat banyak sekali bongkahan atau batu-batu marmer yang beratnya mencapai diatas 20 ton perbongkah. Setelah itu mobil langsung menuju ke lokasi Pusat Promosi dan Penjualan Batu Mulia Guanglong. Di dalam gedung ini terdapat batu giok yang menjadi highlight promosi dan penjualan, selain itu juga ada batu rose stone, atik, red coral, blue safir dan ukiran-ukiran seni batu dan giok lainnya. Sekitar setenggah jam disini tamu sudah keluar semua. Kata Ibu Jantini, beliau dari dulu sudah kepengin membeli Rose Stone, oleh sebab itu, kali ini beliau tidak akan menyia-nyiakan kesempatan disepan mata. Tidak ada yang tahu kalau beliau ada berbelanja rose stone disini.Saya mewakili pemerintah Taiwan terutama pemerintah daerah Hualian mengucapkan terima kasih kepada beliau karena telah membantu perekonian orang suku pribumi Hualian.
Sekitar jam 14:00 lebih kami meninggalkan Marble Factory langsung menuju Taitong F Hotel. Supir memilih jalan tepi pantai laut Pasifik atau jalan raya nomor 11. Selama perjalanan tamu bisa melihat keindahan laut dan garis pantai pasifik yang berada di sebelah timur pulau Taiwan. Saya juga enggak tahu ada berapa tamu yang melihat pemandangan, ada berapa yang sedang nonton film yang sedang diputar dan ada berapa yang sedang tidur.
Dalam perjalanan, ada 2 kali toilet stop. Sampai di F Hotel sudah jam 18:30 kurang lebih, oleh sebab itu langsung makan malam di F Hotel. Setelah itu adalah acara bebas para tamu untuk mandi hotspring atau tidur. Bagi yang tidak membawa topi renang, bisa dibeli di hotel atau didepan hotel ada toko serba ada yang juga menjual topi renang.

Hotspring dan Kolam renang di F Hotel







Batu berbentuk seperti kepala suku orang Indian







Day Four, Senin 06 Maret 2016. Taitong - Kaohsiung.
Perjalanan dari Taitong ke Kaohsiung membutuhkan waktu sekitar tiga setengah jam. Jadi masih saja tetap jam 08:00 berangkatnya.
Jam 08:00 lewat sedikit mobil sudah bergerak meninggalkan F Hotel Taitong menuju Kaohsiung. Supir tetap memilih jalan nomor 11, jalan tepi pantai laut pasifik. Jam 11:30 lebih kami sampai di Fo Guang Shan Buddha Musuem. Para tamu memilih makan dulu agar nanti bisa santai jalan-jalannya. Makan siangnya di restoran Manxiangyuan, restoran yang menjual makanan normal, bukan vegetarian seperti yang dibayangkan oleh para tamu. Selesai makan, kembali naik mobil untukl balik lagi ke Fo Guang Shan Buddha Memorial Museum. Disini, tamu dikasih waktu kurang lebih satu setengah jam dan berkumpul kembali di depan Starbuck pada jam 15:00.
Tentu saja pertama yang dilakukan adalah foto grup. Selesai foto grup, bagi yang mau masuk ke Main Hall untuk melakukan penghormatan atau sekedar melihat-lihat arca-arca para Buddha dan Boddhisatva akan saya bawa. Jarak dari foto grup ke Main Hall sekitar 500 meter. Awal pertama sekitar 8 orang yang ikut, tapi semakin dekat ke Main Hall orang semakin berkurang karena nyangkut untuk berfoto-foto. Terakhir yang ikut sampai ke lantai 3, sampai ke depan Arca Buddha Sakyamuni yang tingginya 108 meter hanya tinggal 3 orang saja.
Kurang lebih Jam 14:30 semua tamu sudah kumpul di depan Starbuck. Setelah itu bersama-sama menuju ke mobil. Kaohsiung suhu udaranya cukup panas, oleh sebab itu kali ini meeting pointnya tidak langsung masuk mobil, tetapi milih di depan starbuck di dalam gedung Front Hall yang full AC agar tamu tidak kepanasan.


Jam 15:00 lebih  sudah sampai di Lotus Pond, Dragon and Tiger Pagodas. Acara bebas disini sampai jam 15:45. Dalam acara bebas ini, ada yang pergi sembahyang, ada yang foto-foto dan yang paling unik adalah Pak Suriadi mau mencari sepatu Shaolin katanya. Kebetulan disini ada satu toko yang khusus menjual pakaian tradisonal keagamaan Buddha/Taoisme dan sepatu-sepatu. Jadi selesai foto-foto, separuh waktu acara bebasnya adalah membeli sepatu. Pria membeli sepatu Shaolin, wanita membeli sepatu sulam.


Jam 16:00 semua sudah masuk ke mobil. Itinery berikutnya adalah ke Toko Vigor Kubo untuk membeli Kue Nanas yang terkenal di Taiwan. Kue yang menjadi favorit nomor satu sebagai oleh-oleh dari Taiwan. Popcronnya benar-benar enak! Rasanya tidak akan bisa kita temukan di tempat lain, apalagi di Indonesia.
Jam 16:50 tamu-tamu sudah selesai belanja oleh-oleh di Vigor Kubo dan kemudian perjalanan dilanjutkan menuju ke Love river. 
Love river adalah sungai yang mengalir melewati kota Kaoshiung dengan panjang sekitar 12km, luas 56 km persegi, bermuara di selat Taiwan.
Love River dulunya adalah sungai terkotor, terjorok dan terbau di Taiwan. Dulu sungai penuh sampah dan limbah-limbah industri juga dibuang ke dalam sungai ini. Orang-orang yang melewatinya pasti meutup hidung karena tidak tahan dengan baunya. Pada jaman pemerintahan walikota Fank Hsieh dari tahun 1998-2005 sungai ini berhasil dibersihkan hingga menjadi lokasi wisata. Bantaran sungai ini dari tahun ke tahun selalu direnovasi. Dulu terdapat banyak kursi, merupakan pusat mojok bagi pasangan muda-mudi, sekarang kursi-kursi sudah berkurang dan trail buat jogging yang semakin bertambah. Wisata Love River baru sempurna kalau naik kapal keliling sungai,


Sekitar jam 17:40 semua tamu sudah kembali ke mobil. Selanjutnya kami menuju ke restoran Meinong Hakka Cuisines untuk memakan makanan khek Taiwan.
Selesai menikmati makanan Hakka, perjalanan dilanjutkan menuju ke Pasar Malam Wisata Liuho. Sampai di pasar malam sekitar jam 19:00. Tamu-tamu dikasih acara bebas selama satu setengah jam. Jam 20:30 balik ke mobil. Bagi yang belum puas belanja di pasar malam, nanti akan saya temanin jalan kaki pulang ke hotel. Jalan kaki ke hotel hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit. Diluar dugaan, ternyata tidak ada seorangpun yang jalan kaki pulang. Semuanya naik mobil pulang. Mungkin karena pasar malamnya kecil kali ya...? Karena pasar malam ini panjang jalannya sekitar 380 meter dengan stand pedagang sekitar 170 stand, dan boleh dibilang 80% jual makanan seafood.
Hotel malam ini adalah hotel yang sama namanya seperti malam pertama di Taipei, Forte Orange Cabang Kaohsiung Love River.





















Day Five, Selasa 07 Maret 2017. Kaohsiung - Bullet Train - Alishan Sunrise

Perjalanan dari Kaohsiung menuju ke Alishan, kalau pakai mobil memakan waktu sekitar tiga setengah jam. Cara yang paling cepat menuju kesana saat ini memang hanya pakai mobil. Tetapi dikarenakan pihak travel ingin tamu-tamu merasakan, mencoba naik bullet train Taiwan (High Speed Railway Taiwan / HSRT ), maka diaturlah tamu untuk naik bullet train dari Stasiun Zouying Kaohsiung menuju Stasiun Taibao Chiayi.
Seperti hari-hari sebelumnya, pagi jam 08:00 mobil berjala meninggalkan Forte Hotel menuju ke Stasiun Zuoying. Tiket bullet train yang kami beli adalah berangkat dari Stasiun Zuoying jam 09:25, tiba di Stasiun Taibao jam 09:58. Sampai di Taibao akan dijemput oleh mobil yang sama yang mengantar kami ke Stasiun Zuoying, oleh sebab itu kami harus berangkat lebih awal sedikit ke Stasiun Zuoying agar sampai di Stasiun Taibao tidak menunggu mobil terlalu lama. Mobil membutuhkan waktu satu setengah hingga dua jam baru bisa sampai ke Satsiun Taibao, sedangkan kami hanya membutuhkan waktu 33 menit untuk mencapai kesana.



Sekitar jam 08:40 lebih kami sudah sampai di Stasiun Zuoying, oleh sebab itu tamu masih memiliki waktu untuk berfoto ria ataupun jalan-jalan mengenal keadaan Satsiun Zuoying. Jam 09:05 adalah jam kumpul kembali untuk masuk ke dalam stasiun. Setelah membagikan tiket, kami semua masuk ke stasiun menuju ke Platform 2A. Sampai di platform, kereta sudah parkir disana. Terlihat petugas sedang mengadakan pengecekan dan melakukan sterilisasi kereta. Setalah itu baru mempersilahkan para tamu naik kereta. Kami duduk di gerbong satu dan gerbong dua. Setalah duduk sekitar 33 menit, kamu sudah tiba di Stasiun Taibao Chiayi. Keluar dari stasiun sebentar saja, mobil kami juga sudah tiba.



 Kurang lebih pukul 10:15 kami semua sudah naik mobil untuk melakukan perjalanan naik gunung Alishan. Perjalanan menuju Alishan dipenuhi oleh kabut yang lumayan tebal. Bagaikan pesawat udara menembus awan. Kiri kanan hanya terlihat kabut tebal, bagaikan awan di langit. Kami berhenti di pom bensin untuk toilet stop, sekalian mobil isi minyak. Tamu-tamu mempergunakan kesempatan ini buat foto-foto, kebetulan disini ada beberapa pokok pohon sakura yang sedang bersemi. Bahkan ada tamu yang foto-foto sampai kebablasan lupa ke toilet. Setlah tangki mobil full. mobil terpaksa harus meninggalkan pom bensin, karena mobil wisata terlalu besar, kalau tidak pergi akan menghalangi jalan keluar mobil-mobil lain yang juga sudah selesai isi bensin. Oleh sebab itu, saya memanggil para tamu untuk segera naik mobil dan perjalanan ke Alishan dilanjutkan. 
Jam 12:45 kami sampai di tempat pemberhentian naik turun penumpang di Alishan. Mobil berhenti di depan toilet dan tentu saja tamu pasti akan mensurvei sekalian memberikan sedikit sumbangan ke toilet yang ditemuinya. 
Mobil hotel untuk angkut bagasi juga sudah menunggu. Tamu hanya menyiapkan bagasi kecil, tas atau ransel kecil saja yang hanya berisikan pakaian ganti satu hari.
Hari ini Alishan cukup dingin, suhu sekitar 8°C, namun karena gerimis dan berkabut, maka suhu terasa dibadan sepertinya mencapai 0°C. 
Setelah bagasi diangkut oleh pihak hotel, kami naik mobil lain untuk ke restoran makan siang. Hari ini makan siang di Restoran Alishan Gou. Kami kesana dengan memakai mobil restoran. Setalah naik mobil mini bus kapasitas 21 orang milik restoran dan menempuh perjalanan sekitar 10 menit, kami turun di depan Hotel Alishan Guo. Ini bukan hotel tempat kami tinggal, kami hanya makan siang disini, restorannya ada di lantai B1. Boleh dibilang ini adalah satu-satunya Hotel yang memiliki restoran, karena semua hotel lainnya tidak diperbolehkan memiliki restoran. 

Selesai makan, langit masih tetap mendung, kabut semakin tebal. Berhubung bulan maret adalah bulan sakura di tahun-tahun yang lalu, oleh sebab itu tamu saya ajak ke taman sakura yang dekat hotel. Namun sayang sekali, karena gobal warming, masa musim semi sakura jadi kacau. Bunga sakura yang mekar tidak banyak. Menurut orang-orang yang tinggal di Alishan, tahun ini musin menikmati bunga sakura Alishan diundur hingga  11 maret baru dimulai. Sehingga kami datang pada saat ini hanya bisa meilhat beberapa pohon yang sudah mekar. 

Berfotoria ditengah kabut tebal dan gerimis memiliki sensasi tersendiri. Foto-foto terlihat seperti di film-film kuno hongkong tentang dewa-dewi yang berjalan di awan-awan, seperti pendekar berilmu tinggi yang tinggal di dunia awan. hehehehe.....


Selesai berfotoria ditaman sakura yang belum bersemi semua, perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki ke dalan hutan rekreasi. Dalam perjalanan banyak sekali spot-spot untuk foto, antara lain : akar pohon bentuk goa, akar pohon seperti gerbang masuk, kolam kakak-adik, pohon 3 bersudara, pohon 4 bersaudari, akar pohon bentuk babi hutan, akar pohon bentuk gunung berapi yang sudah meletus dll. Jalanya terbuat dari semen kasar, jadi tidak licin, tapi juga harus hati-hati. Karena jalannya adalah anak-anak tangga yang menurun. Setelah berjalan sampai ke kelenteng Shou Zhen Gong, tamu-tamu sudah kedinginan dan kecapai-an. Sebenarnya perjalanan belum selesai, masih ada sekitar 500 meter lagi perjalanan yang harus ditempuh, dan 500 meter yang tidak kamui kunjungi adalah jalan yang menanjak, bukan menurun. Tamu sudah pengin buru-buru check-in hotel karena sudah dingin dan capek. Di depan kelenteng ada angkutan umum untuk turun ke bawah dekat hotel. Oleh sebeb itu, saya beli tiket agar tamu tidak berjalan kaki turun kesana. 

Sakura di depan kelenteng tempat Halte Shuttle Bus sudah bersemi


Mobil hanya membawa kami sampai ke depan visitor center. Selanjutnya kami harus berjalan kaki sekitar 5 menit menuju Wensun Hotel. Saya tanya pihak hotel apakah ada shuttle bus milik hotel mereka? Hotel bilang mereka hanya menyiapkan mobil untuk angkut bagasi, tidak angkut tamu, karena menurut mereka jarak antara hotel dan visitor center sangat dekat, bagi orang Taiwan jalan kaki 5 menit tidak ada artinya sama sekali, tetapi kalau bagi sebagian orang Indonesia, jalan kaki satu menit juga sudah merupakan sesuastu yang terpaksa dilakukan. Apalagi suaca begitu dingin.
Rombongan pertama yang jalan kaki kesana ada 7 orang, ada 6 orang tamu tertarik dengan toko-toko di depan visitor center. Setelah saya mengantar 7 orang sampai hotel dan membagikan kunci, saya kembali ke visitor center untuk menjemput sisanya. Jalan dari visitor center - hotel bisa jalan lewat tangga atau memilijh jalan lewat jalan aspal. Lewat tangga lebih dekat, tapi capek! Lewat jalan aspal lebih jauh, tapi tidak terlalu capek. 

Jam 18:30 adalah janjian jam makan malam. Saya sudah meminta pihak restoran untuk menjemput tamu ke restoran. Jam 18:25 mobil restoran sudah datang jemput. Sama seperti saat datang ke hotel, 7 orang yang sudah siap bersama Tour Leader berangkat dulu ke restoran. Di restoran ada pekerja yang bisa bahasa Indonesia, jadi tidak masalah tamu dan TL berangkat dulu. Sementara saya menunggu tamu lain untuk berangkat bersama. Setelah semuanya turun, kamu total 7 orang naik mobil restoran ke restoran yang terletak teapt dibawah 7-11. Mobil jalannya mutar cukup jauh, jadi seolah-olah restorannya terletak sangat jauh. Sebenarnya restoran kalau jalan kaki juga sekitar 7 menit sudah sampai. Selesai makan, semua tamu belanja keperluan untuk malam ini di 7-11. Karena hotel-hotel d Alishan tidak menyediakan minuman Aqua. Hotel hanya menyiapkan mesin dispencer di setiap lantai. Di dalam kamar terdapat satu teko untuk mengambil air dari water dispenser, jadi di kamar tidak ada air kemasan botol. 

Selain itu, hotel ini juga agak unik, yaitu hanya menyediakan handuk kecil untuk tamu, tidak menyediakan handuk besar untuk mandi. Mungkin karena kebiasaan orang Taiwan di cuaca yang dingin hanya lap badan tidak mandi, jadi hanya disediakan handuk kecil untuk lap badan. Saat ditanyakan ke frontdesk, mereka bilang kalau satu handuk kecil tidak cukup untuk mengeringkan badan, tamu boleh meminta lebih dari satu handuk, minta berapapun akan dikash, tapi handuk besar tetap tidak ada. Hotel Wunsun ini juga tidak ada lift. Untung saja sebelum sudah antisipasi, tamu diminta untuk menyiapkan koper kecil yang berisikan pakain ganti satu hari. Saya rasa tamu pasti akan kapok dengan hotel ini. Namun, kamar dan hotel di Alishan sangat terbatas jumlahnya, dan tidak boleh ada bangunan hotel yang baru didalam Alishan, sedang jumlah wisatawan lokal yang ke Alishan tidak pernah berkurang, oleh sebab itu boleh dibilang semua hotel di Alishan keadaannya tidak jauh berbeda. Mereka tidak terlalu pusing dengan komplenan-komplenan tamu, karena pilihan wisatawan disini terbatas, bisa dapat kamar juga sudah sangat bersyukur. Cuaca dingin.....ayo tidur....brrrrrrr...... Heater di hotel ini setelah jm 21:00 baru hidup lho! Brrrrrrr..~~~~....













 Day Six, Rabu 08 Maret 2017. Alishan - Sun Moon Lake -Taoyuan

Tadi malam setelah selesai makan, sebenarnya kita ada rapat kecil, yaitu rapat untuk mengetahui siapa-siapa saja yang mau melihat Sunrise pada pagi ini. Menurut lamaran cuara, cuaca sudah dipastikan masih akan tetap gerimis dan berkabut hingga hari Sabtu. Suhu udara juga tetap dingin dan akan lebih dingin lagi di subuh hari.
Kereta api sunrise sehari cuma satu kali jalan, dan pagi ini menurut pengumuman dari pihak kereta api akan berangkat jam 05:00. Oleh sebab itu, bagi yang mau lihat sunrise, jam 03:30 akan morning call, terus bersiap-siap, entah itu mandi, cuci muka, besolek dan lain-lain, jam 04:30 berjalan kaki ke stasiun kereta api, jalan kaki membutuhkan waktu sekitar 10 sampai 15 menit karena jalan menanjak. Setalah itu naik kereta api dan sampai ke Satsiun Zhushan untuk melihat Sunrise.
Setelah ditanya satu persatu, tidak ada satupun tamu yang mau. Alasan utamanya adalah udara terlalu dingin, sangat dingin, jaket tidak mempan. Jadi hari ini tidak ada yang melihat sunrise.
Berhubung tidak ada yang lihat sunrise Alishan, maka perjanjian kami adalah jam 07:30 kumpul di lobby lalu jalan bareng ke Restoran 999 untuk sarapan pagi. Baik restoran maupun hotel tidak menyediakan jasa antar jemput. Tamu terpaksa harus jalan kaki ke restoran, Jalan kaki sebenarnya tidak terlalu lama, hanya jalan sedikit menanjak dan ada sedikit tangga yang harus dilalui. Sampai di restoran sangat ramai sekali. Merupkan restoran sarapan pagi ala cina yang ala kadarnya. Tempat duduk penuh semua. Makannya yang disediakan adalah : bubur dan sayur pelengkap untuk makan bubur seperti kacang tanah, telur asin, dan lainy sebagainya. Ada mantou juga. Minuman hanya ada susu kacang kedelai. Air putih juga tidak disediakan. Akan tetapi didekat meja kasih ada satu water dispenser, enggak tahu kenapa salah satu pekerja disana yang juga orang Indonesia bilang tidak ada air putih, sedangkan orang Indonesia yang satunya lagi bilang boleh ambil air putih disana. Heran ya? Karena di Alishan banyak ketemu pelayan orang Indonesia??? Jangan heran! Karena mereka adalah para TKW yang dipekerjakan diluar kontrak seharusnya. Yang ikut sarapan pagi ada 13 orang bersama TL, ada satu tamu katanya tidak ada kebiasaan sarapan pagi, jadi tidak ikut sarapan. Dan, sebelum berjalan menuju ke mobil, TL jalan balik ke hotel lagi untuk menjemput nya. 
Jam 08:35 bagasi juga sudah diantar ke mobil dan tamu juga semua sudah naik ke mobil. Setelah itu mobil mulai berjalan meninggalkan Alishan mau menuju Sun Moon Lake. Cuaca dan kondisi jalan masih seperti kemaren, gerimis dan berkabut tebal.



Dari Alishan menuju ke Sun Moon Lake ada 2 jalan bisa ditempuh. Jalan yang pertama adalah lewat Jalan Raya No.18 atau Alishan Highway dan dilanjutkan dengan naik toll. Waktu tempuh adalah sekitar 3 setengah jam baru sampai. Karena jalan ini banyak mobil dan rata-rata supir akan ambil jalan ini. Jalan yang kedua adalah dari Alishan lewat jalan gunung, Jalan Raya No.21, kalau lewat jalan ini adalah jalan antar gunung, jarak tempuh sekitar 2 setengah jam, jaraknya hanya sekitar 100km. Jalan ini akan melewati Taman Nasional Yu-Shan dengan pemandangan yang sangat indah, tentu saja cuaca harus indah juga! Yang jelas jalan ini akan mempersingkat waktu perjalanan hampir satu jam dari Alishan ke Sun Moon Lake, itu kalau lancar dan normal! Hehehehehe...... Namun kali ini nasib kami kurang beruntung, hujan gerimis yang turun sejak kemaren menyebabkan ada kelongsoran. Kami sudah berjalan lebih dari setengah jam baru bertemu sama petugas jaga yang memberitahukan bahwa didepan ada longsoran yang menyebabkan mobil besar tidak bisa lewat. Perkiraan harus menunggu hingga jam 14:00 baru boleh lewat. Saat itu belum jam 09:30, dari pada menunggu, lebih baik mobil putar balik kembali ke Alishan dan pergi ke Sun Moon Lake lewat Jalan Raya No.18 dan Toll. Begitulah kejadiannya..... sehingga waktu terbuang sekitar satu jam lebih. Mobil sampai ke Alishan lagi sudah jam 10:00. Dari sini membutuhkan 3 setenggah jam baru bisa sampai Sun Moon Lake. Jam 13:30 lebih kami sampai di Sun Moon Lake dan langsung makan di restoran Cin Shen Lou. Selesai makan tamu-tamu berjalan ke Wenwu Temple yang berada di depan restoran hingga jam 14:45. 



Itinery berikutnya adalah ke Demaga Zhaowu untuk naik kapal ferry. Sebelum kesana, saat masih direstoran, ada tamu bilang cuaca mendung naik kapal ferry juga percuma gak bisa foto-foto. Terus ada yang bertanya apakah Kapal Ferry nya terbuka atau ada kap ada tutup ada dingding ada jendela? 
Saya jelaskan bahwa Taiwan memiliki cuaca yang cukup unik dan susah diprediksi, bisa hujan medadak, hujan bisa datang kapan saja, angin juga bisa muncul setiap saat. Oleh sebab itu semua kapal ferry komersial yang beroperasi membawa turis baik di Tamshui Taipei maupun di Sun Moon Lake pasti ada kap, ada atap untuk melindungi tamu dari sinar matahari dan hujan, ada dinding dan jendela kaca untuk melindungi tamu dari angin yang kencang. Setalah itu saya memperlihatkan foto-foto kapal yang akan kami naiki.

Jam 15:00 kurang lebih kami sudah berada di Dermaga Zhaowu. Setalah berfotoria di batu landmark, kami berjalan menuju dermaga no.3 untuk naik kapal ferry yang sudah menunggu. Kapalnya exclusive hanya membawa grup kami keliling danau. Keliling danau hanya menghabiskan waktu sekitar setengah jam saja, setelah itu kami mendarat ke Dermaga Ita Thao, Ita Thao Village.



Waktu di Hualian, ada tamu tanya, di itinery ada tertulis "Linzhi Tea Center", kenapa kita tidak masuk? Iya memang di Hualian tidak sempat, karena sampai di Hualian sudah malam dan keesokan harinya juga tidak cukup waktu. Linzhi Tea Center selain ada di Hualian, tempat lain adalah di Sun Moon Lake Ita Thao Village. Terus terang sebenarnya saya enggak mau masuk, tapi karena tertulis di itinery, jadi terpaksa harus masuk. Karena "LINZHI" adalah barang langka yang sangat mahal harganya. Masuk kesini adalah buang waktu, kemungkinan tamu untuk membeli adalah nol koma sekian persen, terkecuali mereka yang sudah kenal yang namanya linzhi liar.
Sebenarnya mau dibilang mahal... kalau dihitung-hitung tidak juga. Linzhi yang sudah jadi kapsul satu butir tidak sampai 1 USD. Sehari minum 2 butir, berarti sehari hanya menghabiskan tidak sampai 2 USD untuk menjaga kesehatan. 
Bagi saya, memang terasa mahal, tapi masih bisa terima. Karena menurut saya kesehatan lebih penting dibandingkan dengan uang. Dengan adanya kesehatan badan, saya bisa memakai badan saya yang sehat untuk mencari uang lagi. Saya juga salah satu diantara sekian banyak orang yang menjadi kunsumen tetap jamur linzhi untuk mejaga kesehatan. Jadi selain karena itinery mengharuskan saya masuk, saya sendiri juga memang mau beli untuk stock saya sudah hampir habis, jadi saya ada beli lagi satu kaleng.


Mobil bergerak meninggalkan Sun Moon Lake, Mao's House, pada pukul sekitar 17:00. Makan malam kali ini diatur ke Restoran Sanzhahe Sanyi. Juga merupakan restoran orang hakka, tapi hakka yang beda dengan hakka di Kaohsiung Meinong. Selesai makan malam, sudah jam 19:00 malam. Perjalanan dari restoran ke Pleasant Hotel Taoyuan membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam. Kurang lebih jam 20:30 kami sudah sampai di hotel. 
Di depan hotel ada toko makanan kecil, disekitar hotel ada 7-11, Circle K, RT Mart dan jalan kaki sekitar 15 menit ada Mall Yang bernama Mitsukoshi. Tentu saja pasti ada tamu yang kesana, so pasti!












Day Seven, Kamis 09 Maret 2017. Pleasant Hotel Taoyuan - Bandara Internasional Taoyuan T1

Pagi ini adalah waktu perpisahan dengan para tamu. Hari ini adalah akhir dari perjalanan keliling Taiwan. Kalau lihat peta dibawah ini, mereka masih banyak tempat yang tidak sempat dikunjungi.
Pagi ini jam 04:30 sudah morning call. Jam 05:45 semua sdh siap berangkat menuju bandara. Sekitar jam 06:30 sudah sampai di bandara. Mobil wisata menurunkan penumpang di lantai B1. Oleh sebab itu saya tuntun para tamu hingga ke lantai satu. Sampai lantai satu, semua tamu dikumpulkan di satu tempat dan saya bagikan breakfast box. Sementara tamu sarapan, saya dan Grace, TL kali ini, pergi ke konter Group Check-In China Airlines untuk urus boarding pas dan Check in. Tentu saja, susun ulang tempat duduk tamu adalah pekerjaan yang harus dilakukan setiap kali dapat boarding pass. 
Setelah semua dilakukan, saya membawa tamu ke konter no.8 untuk drop in bagasi. Selesai drop in bagasi, saya antar ke lantai dua menuju pintu imigrasi. Selamat Jalan ! Selamat Sampai Tujuan.


Ucapan terima kasih yang sangat mendalam dari saya pribadi dan supir dikhusus buat Bapak Eko Cokrowibowo Nugroho dan Ibu Tjhin Siauw Jin, yang telah memberikan angpao tambahan diluar tipping wajib. Semoga rezeki anda dimudahkan oleh Nya yang kuasa!



Special Thanks to :
1. Semua tamu yang sudah berpartisipasi dalam grup ini
2. PT. Dwidaya World Wide, PT. Daya Wisata Inti Indah, PT. Enjoy Holidays
3. Miss Grace Olivia Heriyanto, Tour Leader.
4. DJ Dong Fong International Service Co., LTD.
5. Miss. Ais dan Devi, OP of DJ Tour.
6. Mr. Hsu, The Driver of KAH-602