Juming Museum
Pendiri
=====
Ju
Ming dilahirkan pada tahun 1938 di Desa Tongxiao, Kabupaten Miaoli. “The Native
Series” merupakan hasil karya beliau yang mengekpresikan rasa cinta nya kepada
kebudayaan tradisional dan kehidupan pedesaan. Hasil karya “The Taichi Series”
menunjukkan style unik dan leksikon kreatif yang ada di dalam dirinya.
Sedangkan “The Living World Series” mencerminkan pengataman beliau yang akut
terhadap kehidupan duniawi. Perjalanan karya seni-nya tidak pernah berhenti
menciptakan terobosan-terobosan dan inovasi baru. “Art as Practice”, adalah
filosofi dan keyakinannya
Hasil karya seni Juming pernah dipamerkan di Inggris, Perancis, Thailand, Singapura, Hongkong, dll.
=================================================================================
Juming Museum
===================
Museum dan tamannya dengan luas tanah 110,000
hectar persegi merupakan hasil karya seni Juming yang paling besar. Segala
sesuatu yang ada di museum, dari artitekstur, landskap, pemandangan, termasuk
penataan kabel-kabel dan pipa air semua didesign sendiri oleh Juming. Beliau bukan
saja mengeluarkan uang membeli tanah, tetapi juga menyumbangkan lebih dari 2000
buah hasil karya seni nya untuk dipertunjukkan kepada pengunjung.
Pembangunan museum dan taman nya, memakan waktu
12 tahun baru selesai. Museum resmi dibuka pada tahun 1999. Dengan diresmikannya
museum ini, bibit-bibit kesenian pertama sudah ditanamkan ke dalam tanah Taiwan.
========================================================================
Mari kita jalan-jalan di Taman dan Gedung
Utama Museum.
Gedung utama teletak cukup jauh, cara
satu-satunya kesana adalah jalan kaki.
Di depan tempat parkir adalah gedung Visitor
center. Mau masuk ke taman, harus beli tiket, harganya saat ini adakah NTD.280
perorang. Setelah beli tiket, jalan ke sebelah kiri, lalu akan ketemu toko
sovenir, di depan toko sovunir ada tangga jalan turun, itu adalah pintu masuk
dan tentu saja ada penjaganya. Bagi orang tua atau pakai kursi roda, boleh
memilih memakai lift.
Visitor Center juga merupakan loket dan pintu masuk |
Turun dari tangga, ikuti jalan tangga, adalah koridor yang lebar. Di dingding kiri dan kanan bergantung beberapa hasil karya lukisan. Lukisan ini akan memiliki masa pameran, selesai masanya tentu akan diganti dengan hasil karya yang baru.
Visitor Center |
Toko Sovenir |
Toko Suvenir |
Koridor menuju Taman Juming |
Pintu Keluar dan Masuk ke Taman Juming |
Keluar dari Visitor Center, pemandanga pertama
ada karya seni terjung payung. Ada bangunan kecil dibawah kaki para penerjun payung.
Dalam bagunanan ini berisikan biograsi sang seniman, Juming.
Keluar dari bangunan ini, adalah halaman yang
hijau dengan karya seni patung bertema “Olah Raga”.
Jalan menyeberangi halaman ini, terdapat
tangga turun dan kita akan disambut dengan karya seni patung para “Tentara
Golok Naga”, Tentara yang benar-benar ada waktu jaman perang di China lawan
Jepang. Mengikuti jalan, kita akan ketemu hasil karya seni antara lain: Seri Tentara
3 Angkatan, Seri Taichi, Seri Kehidupan Duniawi, Seri para Ilmuan dan Gedung
Utama Museum.
Di dalam bagunan ini berisikan Biografi Juming |
Biografi Juming |
Seri Olah Raga |
Seri Olah Raga |
Bahan utama karya seninya adalah Spoons, Styrofoam,
kayu, logam. Patung-patung para atlet, bahannya adalah spons yang diikat pakai
tali untuk menciptakan otot-ototnya.
Tentara Golok Naga juga terbuat dari Styrofoam. Tinggi nya, tidak terlalu tinggi, karena Juming sendiri tingginya hanya sekitar 164cm saja. Satu patung tentara hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit sudah jadi.
Patung-patung hasil karya Juming memang tidak seperti pemahat patung lainnya yang memiliki mimik wajah yang mendetil, hasil karya Juming berupa gambaran dasar yang kasar namun mampu mengekpresikan dan menyampaikan pesan-pesan dan perasaan yang tersirat. Kita lihat patung-patung, kita tidak meresa, bahkan kita lupa kalau patung itu tidak memiliki panca indra uang sempurna.
Tentara Golok Naga juga terbuat dari Styrofoam. Tinggi nya, tidak terlalu tinggi, karena Juming sendiri tingginya hanya sekitar 164cm saja. Satu patung tentara hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit sudah jadi.
Patung-patung hasil karya Juming memang tidak seperti pemahat patung lainnya yang memiliki mimik wajah yang mendetil, hasil karya Juming berupa gambaran dasar yang kasar namun mampu mengekpresikan dan menyampaikan pesan-pesan dan perasaan yang tersirat. Kita lihat patung-patung, kita tidak meresa, bahkan kita lupa kalau patung itu tidak memiliki panca indra uang sempurna.
Di usianya yang 15 tahun, gurunya mengajarkan
seni pahat patung yang cepat, 3 dekit melihat bentuk bahan dasar, sudah harus
tahu mau mengukir atau memahat apa, sepertiga kerja sudah harus keluar bentuk
dan rupa yang mau dipahat. Karya seni Patung Tentara ini, seluruhnya
menghabiskan waktu 4 tahun dari tahun 2001 s/d 2005. Dulu hasil karyanya hanya
berukuran antara 15-20cm. Semua patung-patung ini memiliki nama tersendiri. Namanya
sederhana, goresan tidak ruwet, memiliki angka dan goresan yang tidak lebih
dari 13. Menurut orang china, angka 13 adalah angka keberuntungan, bukan angka
sial. Sebagian nama-nama patung tersebut harus dibaca pakai bahasa Taiwan baru
ada maknanya.
Hasil karya seni Tentara Golok Naga merupakan perpaduan antara “ukiran” dan “hiasan”, hiasan memiliki dan memberikan perasaan indah bagi diri sendiri dan orang lain.
Hasil karya seni Tentara Golok Naga merupakan perpaduan antara “ukiran” dan “hiasan”, hiasan memiliki dan memberikan perasaan indah bagi diri sendiri dan orang lain.
Disini ada lokasi dan restoran orang tua dan
anak-anak yang hanya buka pada hari libur yang di buat pada tahun 2007, Big
Mouth Restaurant. Di lapangan, terdapat hasil karya patung yang agak berbeda
dengan umumnya, yaitu penggunaan warna hitam dan putih. Tandanya kembali ke
nilai paling dasar.
Disini ada hasil karya yang unik, ada sekitar
6-7 orang mengelilingi satu meja. Ini adalah gambaran keadaan kehidupan orang
Taiwan jaman dulu, “menjodohkan” anak-anak yang sudah usia nikah.
Disamping ada WC yang menyiapkan Hair Dryer,
karena di lapangan, setiap jam ada semburan air, kalau tamu basah kena air,
bisa mengeringkan diri pakai hair dryer.
Taiwan ada Wajib Militer, disini adalah hasil
karya seni patung Para Tentara yang sedang mendengarkan arahan komandan. Tapi
coba perhatikan....posisi senjatanya terbalik!
Disamping sini ada hasil karya seni Taichi. Seperti
orang menari, tapi sebenarnya adalah “serangan”, siapa yang menang siapa yang
kalah tidak tahu.
Lagi nunggu komandan datang.... |
Sedang dengarin bimbingan komandan....absen! |
Juming memulai pengukiran patung Seri Taichi
pada usainya yang ke 30 tahun. Dulu hasil karyanya adalah ukiran-ukiran patung
yang sifatnya tradisional dan ukurannya hanya dua-tiga puluh sentimeter saja.
Hasil karya yang kecil-kecil belum disebut Taichi, tapi disebut “Kungfu”.
Waktu umur 30 tahun, Juming berguru pada guru
yang kedua. Dan nama Juming juga pemberian dari guru kedua ini. Nama asli
Juming adalah Ju Chuan Chai, “Ming”-nya ada “Emas” dan “Nama” sebagai lambang
dan doa Sukses memiliki kekayaan dan nama besar.
Saat itu, Juming orangnya kurus kecil. Maklum
saja, masa kecil sangat miskin, diatas Juming masih ada 10 kakak-kakak. Masa
kecil tidak minum ASI, tidak minum susu bubuk. Kebanyakan minum air bubur. Jadi
kurang gizi di masa kecil.
Dimasa usia 30 tahun, bukan saja badan kurus
kecil, tapi juga banyak penyakit. Gurunya yang kedua ini menganjurkan dia untuk
pergi belajar Ilmu Taichi. Karena latihan Taichi, dari luar dapat meningkatkan
fitalitas dan kekebalan tubuh, dari dalam dapat meningkatkan pemahamannya
terhadap inti nilai kebudayaan di dalam dirinya.
Tahun 1970, jaman super star hongkong Bruce
Lee, di Taiwan juga banyak pengemarnya. Jadi banyak juga pengemar kungfu, dan
Taichi merupakan salah satu bagian dari kungfu. Juming juga latihan kungfu
Taichi yang kemudian menjadi inspirasi karya seninya. Mula-mula hasil karyanya
berukuran kecil-kecil. Setelah pernah keluar negri, barulah merubah hasil
karyanya menjadi karya seni patung yang luar biasa dengan ukuran yang besar-besar.
Di Section Seri Taichi, bisa kita lihat aneka
jenis patung yang seolah-oleh sedang latihan, sedang bertanding dan
gerakan-gerakan lainnya.
Gedung Utama Museum di dalamnya tidak banyak
yang bisa dilihat. Terdiri dari lantai 1 dan lantai dua. Sebelum sampai ke
Gedung Museum, kita akan melewati jembatan yang bernama “Ai Qiao”, jembatan
yang diberi nama sesuai nama ibunya, Wang Shi Ai. Di jembatan, di lampu ada
patung burung kecil, sebagai hadih ulang tahun gedung museum yang kedua.
Setelah lewat jembatan ini, kita akan melihat tentara angkatan udara dan
angkatan laut.
Disebelah kanan terdapat segerombolan ukiran orang barat yang
disebut gentlemen, high light nya adalah memakai payung. Karena daerah ini
banyak hujan.
Masuk museum harus turun tangga, di dalam gedung diperkenalkan bahan-bahan utama yang dipakai oleh Juming untuk karya seninya.
Jembatan "Ai Qiao" , Jembatan penghubung ke Gedung Utama Museum |
The Gentlemen |
Masuk museum harus turun tangga, di dalam gedung diperkenalkan bahan-bahan utama yang dipakai oleh Juming untuk karya seninya.
Patung-patung sedang berbaris di pintu masuk Gedung Utama Museum |
Pintu Masuk Museum |
Karya seni di dalam gedung |
Karya seni di dalam gedung |
Pengenalan Bahan-Bahan Dasar Karya Seni Juming |
Karya seni di dalam gedung |
Pintu keluar gedung, lantai 2 |
Setelah selesai mengunjungi Gedung Utama Museum Juming, kembali lewat jalan yang sama, lewat jembatan dan kearah kanan, kita akan dituntun menuju ke Area Ilmuan. Di bagian ini akan ada patung-patung para Ilmuan dari dunia barat seperti Einstein dan juga penemu dari China. Hal yang mau disampaikan oleh Juming dengan hasil karyanya ini adalah bahwa para ilmuan sbenarnya juga sama seperti manusia lainnya. Hujan memakai payung, pergi kerja membawa tas kerja, pakai sepeda dll.
Dari Area Ilmuan, mengikuti arah Exit, kita akan melewati Koridor Seni dengan dingding dihiasi aneka lukisan yang ada hubungan dengan Cinta Kasih
Ju Jun Area,
Sebelah kiri adalah lukisan, sbelah kanan adalah karya seni patung-patung |
Sebelah kanan koridor terdapat aneka patung-patung |
Sisi Area lain dari Taman Museum Juming
Stone Concervation Lab.
Stone Concervation Lab |
Stone Concervation Lab |
Ju Jun Area,
merupakan karya seni bertemakan "Zipper" resluting, adalah hasil karya putra Juming
Mother Memorial Area
merupakan karya seni Juming untuk mengenang ibu beliau
Interchange Area
Perfomance Area
Terletak tepat di depan pintu Keluar Masuk
Brosur-brosur
========================================================================
Bagi yang tertarik ke Juming Museum, silahkan hubungi
Jasa Penyewaan Mobil Private Taiwan
Whatsapp : rickyals
Line : rickyals
atau masukkan no hp +886976323137, maka Line dan WA akan muncul
========================================================================