5 Hari Keliling Taiwan
dan Jembatan Kaca
Pinglai Taiwan
Tamu VIP |
Agenda Perjalanan sebagai berikut :
Hari pertama, 06 Des 2016
Berangkat dari Xindian, New Taipei City
langsung menuju Hualian. Dalam perjalanan melewati Terowongan Xueshan (
Hsuehshan Tunnel ) yang merupakan terowongan terpanjang urutan ke-9 di dunia, dengan
panjang 12,9km, dibangun pada tahun 1991 bulan Juli dan diresmikan
penggunaannya pada tanggal 16 Juni 2006.
Objek Wisata yang dikunjungi pada hari
pertama di Hualian :
1.
Pintu Gerbang Central
Cross-Island Highway di Taroko Hualian
2.
Visitor Center of Taroko
3.
Swallow Goroto
4.
Jembatan Chi Mu
5.
Tian Xiang
6.
Eternal Spring
7.
Pasar Malam Hualian
8.
Nginap di Ocean Hotel Hualian
Hari Kedua, Tanggal 07 Des 2016
Perjalanan hari ini berawal dari Hualian
City menuju ke Taitung City. Kami memilih jalan tepi pantai atau High Way
No.11, sepanjang jalan disebelah kiri kami adalah Pasific Ocean yang tidak terlihat
batasnya ada dimana. Pemandangan pantai tebing terjal yang indah, sayangnya
adalah banyak ruas jalan sedang dalam perbaikan dan proyek penganganan longsor.
Objek Wisata yang dikunjungi pada hari kedua
dalam perjanan Hualian ke Taitung:
1.
Pantai Chi Sing ( Qixing Tan )
Hualian, pantai yang dipenuhi batu-batu sebesar telor unggas. Karena bentuknya
seperti telor, orang Taiwan menyebutnya batu telor angsa.
2.
Baxian Cave, Changbin Township,
Taitung County, Taiwan.
Para ahli geologi menyatakan bahwa Baxian Cave ini adalah goa-goa
yang terbentuk akibat dari pengikisan air laut. Dengan kata lain goa-goa ini
dulunya berada di bawah laut, yang pelan-pelan karena proses tektogenesis (
epirogenetik negative ) sedikit demi sedikit naik kepermukaan laut hingga
terakhir berada di atas permukaan laut dengan ketinggian sekitar 380 meter
diatas permukaan laut. Di dingding bukit yang hanya sekitar 380m diatas
permukaan laut ini terdapat lebih dari 10 goa, kabanyakan goa-goa didalamnya
dijadikan tempat sembahyang seperti layaknya kelenteng, terdapat Arca-arca
Buddha, Boddhisatva dan Dewa-Dewi lainnya, oleh sebab itu tidak aneh kalau
diberi nama Baxian Cave atau Goa Delapan Dewa.
Goa-Goa ini oleh para arkelog pada tahun 1968 diberinama Changbing
Wenhua Site ( Peninggalan Sejarah Kebudayaan Changbing ). Penelitian arkeolog di
goa-goa ini ditemukan banyak barang-barang peninggalan Zaman Batu Tua (Paleolitikum),
berarti di zaman paleolitikum, goa-goa ini adalah tempat tinggal mereka.
Namun yang sangat disayangkan, sebagian goa-goa ini juga sedang ada
kegiatan renovasi sehingga para tamu hanya bisa makan siang di restoran yang
dibawah, tidak bisa masuk melihat bentuk goa-goa. Untuk melihat goa-goa, kami
harus menaiki anak-anak tangga kayu. Di kiri-kanan tangga banyak pohon-pohon.
Diatas pohon kadang-kadang ada rombongan monyet, hati-hati! Monyet suka buang
air besar dari atas pohon ! Jangan sampai tertimpuk olehnya!
Goa yang paling besar diantara goa-goa lainnya |
3.
Tugu Garis Balik Utara atau
Tropic of Cancer dalam bahasa Inggris, adalah salah satu dari garis lintang
(garis imajiner di bumi) yang sering ditandai pada peta bumi. Ini adalah garis
yang sejajar dengan lintang 23° 26' 22" di utara khatulistiwa.
4.
Pantai Xanxiantai Taitung
Ini adalah salah satu pantai yang sangat terkenal di Taitong, panorama
pantai yang indah dengan jembatan 8 lengkung panjang 400 meter yang
menghubungkan pantai ke pulau pantai.
Menurut orang Han bahwa tiga diantara dari delapan dewa yaitu Dewa Li
Tie Guai, Dewa Lü Dong Bin dan Dewi He Xian Gu ( Lan Chai He ) pernah
beristirahat di pulau pantai ini dan meninggalkan 3 jejak kaki disini. Bahkan
katanya Dewa Lü Dong Bin dan Dewi He Xian Gu di pulau ini bermesraan yang
membuat Dwea Li Tie Guai marah besar akibat cemburu.
Menurut cerita orang suku Amis ( salah satu suku aborigin di Taiwan
), di pulau pantai ini ada cerita tentang Dewa Pelindung mereka.
5.
Nginap di Galaxy Naruwan Hotel
di pinggiran kota Taitung.
Hari Ketiga, tgl 08 Des 2016
Perjalanan hari ketiga ini dari Taitung,
kabupaten yang memiliki garis pantai terpanjang di Taiwan menuju ke kabupaten
Nantou, kabupaten yang sama sekali tidak memiliki garis pantai. Dalam
perjalanan akan melewati garis panti samudera pasifik ( Taiwan Timur ) dan
garis pantai Selat Taiwan ( Taiwan Barat ).
Objek Wista yang dikunjungi pada hari ke
tiga ini tidak banyak, karena perjalanan dari Taitung hingga ke Nantou memakan
waktu sekitar 6 jam, jadi hanya bisa mengunjungi satu dua tempat di Kaohsiung,
yaitu :
1.
Dream Mall Kaohsiung, Mall
Terbesar di dalam kota Kaohsiung yang juga sering dipakai untuk shooting film,
terutama film drama seri.
Dari luar bentuknya seperti seekor ikan paus |
Bagian Roof ada Bianglala, buka untuk umum, beli tiket. |
2.
The Buddha Memorial Center, adalah
sebuah pusat kebudayaan yang didasari oleh pendidikan Dharma Humanistik dari
aliran Buddha Mahayana. Buddha Memorial Center ini terdaftar dalam
International Council of Museums (ICOM) pada tahun 2014, jadi objek wisata yang
satu ini digolongkan sebagai bagunan “Meseum” bukanlah sebagai bangunan “vihara”
agama Buddha.
Buddha Memorial Center atau Pusat Museum Buddha Fo Guang Shan
peletakan batu pertamanya di tahun 2003 dan diresmikan pada tanggal 25 Desember
2011.
Kali ini kami cukup beruntung karena bisa langsung masuk ke Ruangan
Jade Budhha tanpa harus antri ambil tiket masuk. Di dalam ruangan Jade Budhha
selain ada arca Buddha Tidur yang terbuat dari giok Myanmar, yang paling
berharga adalah terdapat RELIK gigi Buddha Sakyamoni.
3.
Nginap di hotel Tanxiang Sun
Moon Lake.
Hari Ke-empat, tgl 09 Des 2016
Hari ini adalah mau ke lokasi wisata yang
menjadi tema perjalanan. Yaitu menuju Jembatan Kaca Pinglai di daerah Pinglai, Xinyihsiang,
Nantou.
Objek wisata pada hari ke-empat ini adalah
:
1.
Kelenteng Wenwu. Salah satu
kelenteng terkenal di pinggir danau Sun Moon Lake yang menyembah Dewa Kuan
Kong, Dewa Yue Fei dan Konghucu. Kelenteng ini pernah hancur karena karena
gempa bumi tanggal 21 Des 1999. Setelah gempa bumi, pengurus kelenteng
menggalang dana untuk membagun kembali kelenteng ini.
Kelenteng ini
ada 2 bagian utama. Yang paling bawah arca dewa utama yang disembahyang adalah
Dewa Kuan Kong. Terus naik tangga ke ruang kedua atau lantai kedua, disini arca
dewa utama adalah Dewa Kuan Kong dan Dewa Yue Fei duduk bersampingan. Kedua
dewa ini di kenal dengan dewa perang atau dewa militer atau wu shen. Setelah
ruangan ini, keluar ruangan dan naik tangga ke ruangan ketiga atau lantai tiga,
disini adalah ruangan Konghucu. Ruangan ini erat kaitannya dengan Indonesia,
karena yang membangun ruang kelenteng ini adalah PT. Gudang Garam. Baik
disamping arca Konghucu maupun arca kedua murid-muridnya terdapat nama PT.
Gudang Garam tbk dan nama pemilik Gudang Garam Mr Tsai bersaudara yang juga
secara tidak langsung disembahyangi setiap hari oleh pengunjung kelenteng.
2.
Naik Ferry keliling danau
3.
Jembatan Kaca Pinglai. Jembatan
ini dibuka untuk umum pada tahun 2014, panjang jembatan 88 meter, dari 88 meter
tersebut terdapat 54 meter terbuat dari kaca tembus pandang. Jembatan ini
adalah jembatan lama yang bernama jembatan Fude yang direnovasi, menghabiskan
dana sekitar NTD.6 juta menjadi jembatan dan waktu sekitar satu tahun. Tinggi
jembatan sampai ke jurang bawahnya sekitar 10 tingkat rumah. Lokasi wisata ini
tidak bisa dijangkau oleh mobil. Dari tempat parker mobil beli tiket, pakai
shuttle bus hingga jalan masuk, berjalan satu putaran sekitar 4,5km wajib jalan
kaki.
4.
Balik Taipei
Hari kelima tanggal 11 Des 2016
Setelah acara bebas satu hari, tanggal 11
kami kembali melakukan perjalanan dengan diiringi gerimis tak diundang.
Hari ini focus perjalanan hanya di lokasi
New City, sebagai berikut :
1.
Yehliu Geopark. Taman geologi
pantai Yehliu terletak di Distrik Wanli, Kota Newtaipei. Yehliu merupakan
tanjung yang kurus memanjang ke laut, dengan panjang 1700 meter, lebar sekitar
250 meter, merupakan pemandangan alam pesisir pantai yang jarang ditemui di
dunia. Selain wisatawan kesini, Yehliu juga sangat menarik perhatian para
ilmuan dan dunia pendidikan melakukan penelitian geologi. Untuk lebih lengkap
silahkan klik disini
Antri mau foto sama Queen Head |
2.
Jiu Fen Old Street. Jiufen old
street terletak di distrik Nuannuan, New Taipei City. Jiufen boleh dibilang
adalah kota kuno yang pernah sangat makmur di jaman dulang emas. Setelah
tambang emas di tutup, kota Jiufen pernah menjadi kota yang sepi hampir menjadi
kota mati. Jiu Fen bisa bangkit kembali karena lokasi pemandangan yang indah,
bangunan-bangunan tua rumah diatas rumah yang unik yang sangat cocok untuk dijadikan
lokasi shooting film, seperti film yang pernah sangat terkenal yang berjudul
The Sadness City.
Jiu Fen Old Street sendiri panjangnya hanya sekitar 3,4 km. Kiri
kanan jalan banyak dijual makanan, souvenir dan lain sebagainya. Jalan lebih
cocok disebut “gang” yang selalu dipenuhi oleh turis-turis manca negara. Langit-langit
gang selalu tertutupi oleh kain-kain tenda dari took-toko, boleh dibilang tidak
ada sinar matahari yang dapat menyinari permukaan tanah. Cuman, kalau hujan
seperti hari ini…..air hujan tetap bisa mengalir turun melalui celah-celah kain
tenda. Meskipun hujan gerimis, tetapi para pengunjung tetap bertambah terus.
3.
Menuju Pinxi Distric Shifen Old
Street.
Keluar dari Jiufen, hujan sdh agak besar sedikit. Tadinya bermaksud
membatalkan perjalanan ke Shifen karena hujan. Akan tetapi hujan-hujan begini
selain Departemen Store dan Mall mana ada lokasi yang masih buka pada jam hampir
jam 17:00 ?. Terpaksa perjalanan diteruskan dibawah hujan. Sepanjang jalan kami
berpikir masihkah ada orang menerbangkan lampion terbang? Ternyata sampai
disana, hujan gerimis tidak memadamkan antusiasme para turis untuk menerbangkan
lampion terbang.